Nagekeo, NTT – Masyarakat Desa Marapokot, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, NTT (Nusa Tenggara Timur) menyampaikan curhatan mereka perihal larangan menjaring ikan di wilayah perairan atau pesisir pantai Nangateke, Desa Aeramo.

Curhatan tersebut disampaikan langsung kepada Kapolres Nagekeo AKBP Yudha Pranata S.I.K, S.H dalam kegiatan Jumat Curhat yang diselenggarakan di Dusun I (satu), Desa Marapokot, Jumat (27/10/2023).

Marhaban, salah seorang tokoh masyarakat Dusun I, Desa Marapokot misalnya. Marhaban mengungkapkan bahwa, dirinya dan rekan-rekannya yang merupakan anggota penarik jaring “Raka” (pukat khusus bibir pantai) sering kali dilarang oleh salah seorang nelayan di Nangateke (yang tak disebutkan namanya oleh Marhaban) ketika akan manjaring ikan di wilayah tersebut.

Kata Marhaban, alasan nelayan Nangeteke melarang anggota Raka menjaring ikan di wilayah tersebut pasalnya ikan itu sengaja dibiarkan karena akan di bom.

“Ini keluhan saya begini Bapak Kapolres, kami sebagai nelayan, disini banyak nelayan yang pake pukat istilahnya dengan nama pukat Raka. Kalau dalam aturan perikanan saya rasa tidak ada yang melarang. Tapi yang anehnya Pak Kapolres, ada wilayah atau titik tertentu di dalam wilayah Kabupaten Nagekeo ini melarang menjaring ikan di wilayah itu pak, dengan alasan katanya mereka punya hak mereka punya wilayah. Terlebih lebih di Nangateke, itu orang paling ganas karena beberapa kali kami mau jaring disitu dia larang katanya jangan karena dia mau bom itu ikan,” lirih Marhaban.

Atas hal tersebut Marhaban meminta kepada Kapolres Nagekeo untuk segera menyikapi pasalnya larangan dari nelayan Nangeteke itu bukan baru pertama kali. Bahkan, kata Marhaban lagi, Ia sering kali adu urat saraf hingga nyaris adu fisik dengan nelayan Nangeteke tersebut.

“Sehingga pada kesempatan ini kami memohon dari Bapak Kapolres untuk mengantisipasi persoalan seperti ini Pak. Soalnya sudah seringkali kami adu mulut bahkan  hampir fisik hanya untung kami nelayan masih mau mengalah juga pak,” harapnya. 

Curhatan persoalan kenyamanan juga datang dari Mursalin Kepala Dusun I Marapokot.  Menurut Mursalin, setiap hari Minggu warga Desa Marapokot khususnya warga di wilayah Dusun I sering kali tak dibuat nyaman akibat suara sepeda motor ber-knalpot racing meraung raung disepanjang jurusan pelabuhan.

Bahkan, kata Mursalin lagi, disaat warga Dusun I tengah menjalani ibadah Sholat Magrib, sepeda motor pengguna knalpot racing tersebut tetap tak mempedulikan. Sehingga menurutnya tindakan itu sangat mengganggu kenyamanan warganya dalam melaksanakan ibadah.

“Disini saya mewakili masyarakat Dusun I Desa Marapokot, dimana saya ingin menyampaikan sedikit keluh dan kesah kami yang ada disini mengenai kendaraan yang menggunakan knalpot racing yang sering ugal ugalan pada hari Minggu. Wilayah kami yang berada di jalur pelabuhan ini, itu seringkali merasa terganggu dengan bunyinya bahkan disaat kami sedang menjalani sholat Magrib mereka tetap membunyikan suara motornya. Sehingga dari itu kami berharap kepada Bapak Kapolres agar dapat memerintah anggota Bapak untuk menertibkan sepeda motor yang menggunakan knalpor racing ini,” harap Mursalin.

Sementara itu, menanggapi keluhan Marhaban terkait larangan menjaring ikan di wilayah pesisir pantai Nangateke, Kapolres Nagekeo meminta agar masyarakat tidak saling mengklaim wilayah sebab semua punya hak untuk menangkap ikan.

“Masalah wilayah laut, semua punya hak untuk menangkap ikan selama masih berada dalam wilayah perairan Indonesia. Kalau dia mengklaim bahwa laut itu wilayahnya, nanti sampaikan saja namanya, rumahnya dimana biar kami lakukan himbauan tidak boleh ada ancam-ancaman apalagi laut adalah hajat hidup orang banyak jadi semua berhak semua memiliki hak yang sama untuk melaut, tergantung rejekinya karena rejeki hanya Tuhan yang tahu,” kata Kapolres Nagekeo.

Kemudian menanggapi masalah kenyamanan beribadah atas gangguan suara knalpot racing, Kapolres Nagekeo berjanji akan segera menertibkan dengan melakukan penilangan dan juga mengamankan setiap sepeda motor termasuk mobil yang menggunakan knalpot racing.

“Pokoknya yang knalpotnya racing atau tidak standar, saya perintahkan anggota saya untuk amankan sampai yang punya bersedia ganti knalpot. Ini juga saya akan berlakukan sama untuk mobil yang menggunakan knalpot seperti ini,” tegasnya.
Lebih baru Lebih lama