Semarang – Akademi Kepolisian (Akpol) berhasil merebut juara pertama (academic excellence award) dalam International Undergraduate Conference on Policing (IUCP) yang digelar di Jakarta Center for Law Enforcement Cooperation (JCLEC), Akpol, Semarang, Indonesia. 

IUCP 2025 merupakan bagian dari rangkaian acara Police Academy Student Festival in Asia (PASFA) 2025, sebuah event bergengsi yang diselenggarakan tanggal 10–16 November 2025 dengan tujuan mempererat kerja sama, pertukaran budaya, dan berbagi ilmu antar mahasiswa akademi kepolisian dari berbagai negara Asia. 

Bertindak sebagai tuan rumah (host institution) pada perhelatan PASFA 2025 ini, Akpol mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menjadi juara pada konferensi akademik tahunan IUCP ini.  PASFA 2025 ini dihadiri oleh 12 institusi dari 8 negara yaitu Korea Selatan, Mongolia, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Laos dan Indonesia.

Setelah tahap penyisihan (prelimenary stage) IUCP yang diumumkan pada 26 September 2025, terdapat 7 (tujuh) tim yang lolos ke babak final IUCP 2025 yaitu:
1. Akpol atau Indonesian National Police Academy (INPA);
2. Philippine National Police Academy (PNPA);
3. People’s Police Academy (PPA), Vietnam;
4. Korean National Police University (KNPU), Korea Selatan yang berhasil meloloskan 2 (dua) tim;
5. People’s Police University, Vietnam
6. Royal Police Cadet Academy, Thailand

IUCP 2025 ini diikuti peserta dari berbagai institusi kepolisian dari Asia Pasifik yang menampilkan riset dan presentasi berkualitas tinggi terkait kebijakan kepolisian, investigasi kriminal, dan keselamatan publik. 

Penilaian dilakukan oleh panel juri yang terdiri atas profesor dan ahli dari tiga negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Korea Selatan dengan kriteria relevansi riset, koherensi logis, kemampuan presentasi, dan sesi tanya jawab.

Tim Akpol (INPA) dengan delegasi Sultan Rekha Firdaus dan Vandya Daniela Latuheru dengan bimbingan tim yang dipimpin oleh Direktur Akademik Akpol Lemdiklat Polri Komisaris Besar Polisi Dr. Eko Suprihanto, SH, Sik, MH berhasil didaulat sebagai pemenang dengan paper yang berjudul “Sold by Hope: The Indonesian Trafficking Network in Myanmar Cyber Fraud Factories”, yang menganalisis jaringan perdagangan manusia berbasis teknologi tinggi dan memberikan solusi strategis untuk penanganannya. 

Juara kedua diraih Tim PNPA yang beranggotakan Joseph Bernard Bastida dan Jhon Rhovic Talagtag dengan paper “Online Gambling Intentions and Motivations: A Factor Analysis Approach Bridging Planned Behavior and Self-Determination Theories. 

Sementara posisi ketiga ditempati Tim PPA Vietnam yang terdiri dari Hoang Manh Cuong dan Nguyen Quang Huy dengan paper “Over-policing and Under-policing Dynamics in Misidentification of Human Trafficking Victims in Southeast Asia’s Scam Centers: Case Study in Vietnam”. Penghargaan berupa sertifikat dan insentif dengan total USD 2,200 diserahkan oleh Presiden Korean National Police University sebagai penyelenggara IUCP.

Kesuksesan Akpol (INPA), PNPA, dan PPA Vietnam dalam kompetisi ini menunjukkan kualitas dan potensi besar generasi muda penegak hukum Asia Pasifik di bidang riset dan kolaborasi internasional. 

Para peserta tidak hanya menampilkan kemampuan akademik dan analitis luar biasa, tetapi juga memperlihatkan semangat tinggi dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman yang mendukung pengembangan sistem kepolisian yang lebih efektif dan inovatif. 

Kegiatan ini mempertegas peran krusial generasi muda dalam membangun jaringan kerja sama regional yang solid, yang akan memperkuat penegakan hukum lintas negara serta meningkatkan kapasitas aparat kepolisian dalam menghadapi berbagai tantangan keamanan dan sosial yang kompleks di kawasan Asia Pasifik. 

Selain itu, keberhasilan ini turut menginspirasi banyak institusi kepolisian untuk terus meningkatkan standar pendidikan, penelitian, dan praktik terbaik dalam menjaga keamanan serta keadilan bagi masyarakat.
Lebih baru Lebih lama